Sosok seorang ketua senat begitu berwibawa di mataku. Saat itu, aku baru saja mulai menjalani Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek). Ku lihat Syukri Rahmat, sang ketua senat melangkahkan kakinya dengan pasti ke arah podium untuk memberikan sambutannya. Kata demi kata terangkai sangat sistematis menunjukan bahwa dia memang tokoh diantara ribuan mahasiswa di IAIN Mataram.
Meskipun demikian, tak terlintas dalam benakku untuk dapat mengikuti jejaknya. Ya, cukuplah aku jadi mahasiswa biasa yang berprestasi di bidang studi. Aku sama sekali tak percaya diri walau sekedar bercita-cita. Rasanya aku ga pantas.
Setahun, dua tahun, dan tiga tahun berjalan, ternyata ia datang tiba-tiba. Tak ada rintangan berarti untuk mendapatkan rekomendasi dari PMII untuk mendapat dukungan organisasi mahasiswa ekstra kampus terbesar di IAIN Mataram ini. Namun kenyataan yang berbeda tatkala menghadapi rival di saat bertarung merebut suara melawan organisasi ekstra lainnya.
Saat itu, pemilihan menggunakan pemilihan umum (Pemilu) raya. Di mana, seluruh mahasiswa berhak memilih calon Presma. Ternyata pengaruh PMII telah mengakar hingga ke seluruh lapisan mahasiswa sehingga tidak sulit untuk menyingkirkan calon dari pihak lain yang terdiri dari Waliul Ahdil Islam (KSR-PMI & HMI, Majrun (HIMMAH NW) dan Ucok (HMI).
Aku terpilih menjadi Presiden Mahasiswa periode 2001-2002. Sebuah jabatan yang sama sekali tak pernah kuimpikan. Itulah awal karir terbesarku semasa menjadi mahasiswa.
16 September 2007
Catatan Sang Presiden
Langganan:
Posting Komentar (Atom)








0 komentar:
Posting Komentar