07 Desember 2007

Anggota Parlemen Bentuk 'Kabinet Tandingan"

Para politisi Senayan sepertinya sangat meragukan kesungguhan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) dalam menjalankan amanat rakyat. Lain dari biasanya, kini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) harus melakukan control dengan membentuk kabinet bayangan.

Anggota DPR RI, khususnya dari kalangan politisi muda tengah menyusun sebuah kabinet. Jangan kaget, sebab ini bukanlah kabinet sungguhan untuk mengganti Kabinet Indonesia Bersatu (KIB). Kabinet ini terbentuk untuk melakukan control dan pressure kepada KIB, yang selanjutnya diberi nama Kabinet Bayangan.

Beberapa kementerian yang tersusun disesuaikan dengan komposisi dalam KIB. Untuk itu, beberapa nama beken telah menduduki jabatan di kementerian. Mereka antara lain, Menteri Sekretaris Negara, Hajriyanto Y Tohari (FPG), Menteri Perhubungan Dan Transportasi, Abdullah Azwar Anas (FKB), Menteri Pertahanan, Yuddy Chrisnandi (FPG), Menteri Perekonomian Zulkieflimansyah (FPKS). Sementara Menteri Pendidikan Nasional akan diisi oleh salah satu di antara Aria Bima (FPDIP) dan Ali Mochtar Ngabalin (FBPD). Susunan Kabinet Bayangan hingga saat ini belum lengkap. Adapun beberapa kementerian yang masih kosong masih menjaring anggota Dewan lainnya yang bersedia menjadi menteri dan sesuai dengan kemampuannya.

Namun, kabinet yang rencananya akan di-lounching pada 28 Oktober 2007 mendatang akan menempatkan para menterinya secara silang. Artinya, antara pejabat dalam KIB dan kabinet bayangan harus berbeda fraksi. Suatu kementerian dalam KIB yang diisi oleh partai tertentu, maka di kabinet bayangan harus diisi oleh seorang menteri dari partai lain.

Tidak tanggung-tanggung, kabinet yang terkesan hanya dagelan ini ternyata lebih serius. Mereka akan tetap melakukan rapat kabinet. Meski rapat tidak dipimpin oleh seorang Presiden, sebagaiman dalam rapat KIB, namun hasil-hasilnya akan dipublikasikan di media melalui jumpa pers. Isi press realise-nya merupakan kritikan-kritikan terhadap kebijakan pemerintah yang tida berpihak kepada kemaslahatan rakyat dan bangsa Indonesia.

Bentuk Oposisi

Banyak cara orang melakukan kontrol dan kritikan terhadap pemerintah. Kalau pakar komunikasi, Effendi Ghazali sukses dengan parodi Republik Mimpi di sebuah stasiun televisi swasta itu, kini dengan fungsi controlling (pengawasan) yang dimiliki, para anggota Dewan akan melakukannya dengan membentuk kabinet bayangan. Setidaknya, ini adalah perwujudan kekuatan oposisi terhadap pemerintah yang harus dipertahankan.

Soal kabinet yang dibentuk kalangan legislatif itu, pada dasarnya telah berkembang juga di negara-negara maju. Kabinet bayangan yang dibentuknya adalah sebuah kabinet yang berasal dari kekuatan fraksi tertentu yang memang sebagai fraksi oposisi. Untuk melakukan kontrol berkesinambungan, partai oposisi membentuk zaken cabinet (kabinet ahli). Mereka terdiri dari para tokoh yang ahli di bidangnya. Bahkan, ketua partai oposisi bertindak sebagai presiden bayangan.

Berbeda dengan kebinet bayangan di DPR RI yang diinisiasi dan diisi oleh lintas fraksi. Mereka adalah anggota Dewan dari kalangan muda yang berasal dari fraksi yang berbeda-beda. Demikian dikatakan ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB), Effendi Choirie saat ditemui OPINI Indonesia gedung DPR RI, Jl. Gatot Subroto, Jakarta (19/10).

Gus Choy, demikian panggilan akrabnya, mendukung sepenuhnya inisiatif rekan-rekannya di parlemen yang membentuk kabinet bayangan. ”Ini adalah bentuk oposisi dan dan kontrol terhadap pemerintah. Saya mendukung sepenuhnya,” katanya di sela-sela rapat pansus UU paket Politik bersama Menteri Dalam Negeri, Mardiyanto dan Menteri Sekretaris Negara, Hatta Rajasa di ruang komisi II DPR.

Dukungan itu diberikan ketua fraksi ini juga dengan membiarkan anggota fraksinya, Abdullah Azwar Anas untuk menduduki salah satu kementerian. Bahkan, dirinya menganjurkan anggota FKB lainnya untuk bergabung. ”Karena tujuannya untuk terciptanya pemerintahan yang baik, maka saya persilahkan saja kepada anggota dewan lainnya khususnya anggota FKB untuk bergabung di kabinet bayangan,” tegasnya.

Berbeda Persepsi

Terbentuknya kabinet bayangan menunjukkan semakin banyaknya oposan di parlemen. Dengan demikian, KIB akan dibayang-bayangi oleh kabinet lain yang akan melakukan kontrol terhadap mereka.

Fraksi Golkar (FPG) yang identik dengan partai pendukung pemerintah karena posisi Ketua Umum Partai Golkar selaku Wakil Presiden ternyata terlibat pula di dalam kabinet bayangan melalui anggota FPG, Yudi Krisnandi. Terkait dengan itu, anggota FPG lain yang dikonfirmasi, nampaknya tidak simpati dengan apa yang dilakukan Yudi.

Anggota FPG, Agun Gunanjar begitu ramah ketika disapa OPINI Indonesia. Namun ketika dimintai komentar soal keterlibatan Yudi Krisnandi di kabinet bayangan, seketika ia terlihat cetus dan menolak berkomentar. Ia mengaku tidak mengetahui prihal kabinet bayangan. ”Saya menolak berkomentar. Tanyakan saja kepada Yudi selaku inisiator,” katanya cetus sambil berlalu, menggambarkan ketidaksenangannya terhadap apa yang digagas Yudi Krisnandi bersama anggota Dewan lainnya.

Fraksi oposisi saat ini sesungguhnya direpresentasikan berada di Fraksi PDI Perjuangan. Tetapi terbentuknya kabinet bayangan sebagai kelompok oposan baru bukan berarti dianggap dapat menopang kekuatan oposisi PDI Perjuangan. Sebaliknya, terkesan fraksi oposisi yang dimotori oleh partai berlambang moncong putih ini berbeda haluan dengan mereka yang beroposisi melalui kabinet bayangan.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Tjayo Kumolo tidak merespon wacana terbentuknya kabinet bayangan. ”Kami punya cara tersendiri dalam melakukan oposisi. Kalau mereka mau membentuk kabinet bayangan, silahkan. Biarkan saja mereka dengan caranya sendiri,” kata ketua fraksi yang sebelumnya sempat diisukan membentuk kabinet yang serupa. (musim)

OPINI Indonesia / Edisi 69 / 24 September - 1 Oktober 2007