Kekuatan politik United Malays National Organization (UMNO) semakin melemah. Terjadi perpecahan di tubuh UMNO menyusul mundrunya mantan perdana Menteri Malaysia, Mahatir Muhammad.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad akhirnya menyatakan mundur dari UMNO atau Organisasi Nasional Melayu Bersatu yang kini dipimpin Perdana Menteri (PM) Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi. Sikap Mahatir ini adalah bentuk protes terhadap PM Badawi yang dinilai gagal memimpin UMNO.
Menurut Mahatir, pihaknya meninggalkan UMNO karena didorong oleh ketidakpercayaan dirinya terhadap PM Badawi. Oleh karena itu Mahatir terus mendesak PM Badawi untuk mundur dari jabatannya. Namun, PM Badawi tak kunjung tunduk pada tuntutan pendahulunya itu. Pihaknya menegaskan tidak akan mundur di tengah keterpurukan ini karena tidak adil bagi penerusnya untuk menyingkirkan lumpur politik dan mengharapkan situasi akan kembali normal.
Selanjutnya Mahatir lah yang akhirnya hengkang dari UMNO. "Saya keluar dari UMNO. Saya hanya akan kembali ketika ada perubahan kepemimpinan yaitu ketika Abdullah Badawi mundur," kata Mahathir yang menyerahkan jabatannya Oktober 2003 itu.
Tentunya, keputusan ini akan menambah krisis kepemimpinan PM Badawi yang berkali-kali didesak mundur oleh anggota partainya itu. Badawi dituntut mundur sebagai bentuk tanggung jawab atas hilangnya banyak suara partai dalam pemilu 8 Maret 2008 lalu. Barisan Nasional yang dimotori oleh UMNO gagal meraih mayoritas dua pertiga suara untuk pertama kalinya sejak Malaysia merdeka tahun 1957. Merosotnya suara UMNO itu berarti memperkuat oposisi. Kubu oposisi yang terdiri dari tiga partai, PAS, DAP dan PKR meraih 82 kursi dari 222 kursi parlemen. Berbeda dengan Pemilu tahun 2004, Barisan Nasional meraih hampir 91 persen suara atau 199 kursi dari 219 kursi parlemen.
Inilah yang menjadi kekecewaan Mahatir terhadap pemerintahan Baidawi. Menurut Mahathir, kemenangan oposisi tersebut bukan karena peran mantan wakilnya, Anwar Ibrahim yang pernah dipenjarakan, tapi lebih karena pemilih tidak puas dengan pemerintah saat ini.
Dengan demikian, kekuatan politik UMNO akan mengalami penurunan. Mundurnya Mahatir akan mengakibatkan perpecahan di dalam tubuh UMNO. Bagaimana pun, Mahatir yang telah memimpin UMNO selama 22 tahun itu masih berpengaruh dalam UMNO. Mahathir juga mendesak anggota UMNO dan anggota kabinet lainnya untuk keluar.
Diminta Bijaksana
Sementara itu, Wakil Presiden UMNO, Tan Sri Muhyiddin Yassin menyarankan kepada anggota UMNO untuk tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa, yang dapat merusak partai. Mereka harus bertindak bijaksana sehingga situasi tidak semakin memburuk pasca hengkangnya Mahathir Mohamad dari keanggotaan UMNO.
Menurutnya, penting bagi anggota UMNO untuk tetap menjaga keberlangsungan partai dan posisi rakyat Malaysia karena komponen partai Barisan Nasional akan kehilangan kepercayaan dalam koalisi jika UMNO terus-menerus menghadapi masalah. “Jika ada pesan apa pun dari gerakan-gerakan yang mengejutkan, apa yang perlu dilakukan adalah proses demokrasi di partai, melalui diskusi dan consensus. Jika mereka tidak puas, masih ada banyak cara untuk menyelesaikannya, seperti proses pemilihan partai, dimana anggota dapat memberi saran untuk memecahkan krisis di UMNO,” kata Muhyiddin yang juga menteri Industri dan Perdagangan Internasional itu.
.
Terkait pengunduran diri Mahathir, Muhyiddin mengatakan bahwa Mahathir yang pernah menjadi presiden partai, merasa bahwa UMNO tak dapat lagi berfungsi sebagai partai politik. Menurutnya, pengunduran diri Mahathir tersebut tentunya akan berdampak dalam beberapa kuarter mendatang dan mengingatkan anggota lainnya untuk berhati-hati agar solidaritas mereka tidak terpengaruhi. “Jika semua orang melakukan hal yang sama, tidak akan ada yang tertinggal di UMNO. Apa yang akan terjadi dengan kepemimpinan di Barisan Nasional dan pemerintah,” ungkapnya.(bbc)
(OPINI Indonesia/Edisi 102/Internasional)
05 Juni 2008
Mahatir Mundur, Tanda Perpecahan UMNO
Label: Berita dari Opini Indonesia