24 Juli 2010

Dua Tahun Usia Cinta Kita

DUA tahun lalu, aku 'menembakmu' dan engkau mengatakan "Ya, aku mau menjadi pacarmu". Meskipun hanya melalui telephone celluler, tapi aku merasakan ketulusanmu, sebab engkau bukanlah 'orang baru' bagiku. Enam tahun ku memendam rasa, ingin ku kubur dalam-dalam sebab aku merasa tak mampu. Tapi karena 'kerapuhanku' akhirnya ku terpaksa keluarkan semuanya. Ternyata engkau meresponnya. Dan kini engkaulah kekasihku satu-satunya dan tentu saja aku berharap engkau menjadi pendampingku selamanya.

Sebuah hubungan yang ‘tangguh’ karena serba jarak jauh. Sebuah hotel melati di Kota Solo dan sebuah HP jadul milikku menjadi saksi bisu. Yaa, aku memastikan bahwa engkau juga mencintaiku dari jauh, dan selama dua tahun itu pula kita menjalani hubungan jarak jauh.

Kepercayaan dan kejujuran, dua suku kata yang aku suka. Sebab, itulah kunci kesetiaan. Engkau percaya bahwa aku hanya memiliki engkau. Dan engkau pun jujur bahwa aku adalah satu-satunya milikmu, dan aku percaya itu.

Kini, jarak kita tinggal sejengkal saja. Suatu saat kan ku jemput engkau ke sana meskipun aku tahu bahwa samudera itu luas. Kan ku tantang angkuhnya gelombang, demi sebuah harapan di mana kita akan melangsungkan upacara pernikahan. Semoga engkau mampu bertahan. Sabarlah…!

Jakarta, 24 Juli 2010, Pukul 21.00 WIB

0 komentar: