Pencabutan izin operasional yang dilakukan oleh Departemen Agama (Depag) RI terhadap PT Al Amin Universal beberapa waktu lalu tidak membuat perusahaan penyelenggara haji dan umroh plus ini kehilangan konsumen. Buktinya, perusahaan yang beralamat di Jl. Pakubwono VI/109 Kebayoran Baru ini tetap saja didatangi pelanggan.
Perusahaan yang didirikan oleh pasangan Muhammad Suharli dan Melani Suharli ini tetap memberangkatkan jama’ahnya untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima itu. Terutama umroh karena tidak terkait dengan masalah yang dipersoalkan Depag. Tidak mudah bagi Depag untuk ’membredel’ biro jasa penyelengara haji dan umroh yang telah mengakar di hati pelanggannya itu. Lebih-lebih ketika tuduhan Depag bahwa PT Al Amin memberangkatkan haji dengan paspor hijau itu tak beralasan.
Bagaimana tidak, PT Al Amin telah memiliki pelanggan tetap sejak didirikannya pada tahun 1996 silam. Bahkan sebagian besar pelanggan tetapnya terdiri dari jama’ah majelis ta’lim yang diasuh oleh Muhammad Suharli sejak tahun 1986. Awalnya, sekitar 7 keluarga aktif menggelar pengajian yang disampaikan oleh Muhammad Suharli yang juga seorang kiyai. Hingga tahun 1990, majelis ta’lim ini berkembang menjadi sekitar 30 keluarga. Dan para jama’ah majelis ta’lim yang juga bernama majelis ta’lim Al Amin, saat itu secara bersama-sama secara rutin menunaikan ibadah haji. Sementara, perjalanan ke tanah suci melalui sebuah travel namun tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan keinginanya itulah yang kemudian menjadi inspirasi bagi Muhammad Suharli dan istrinya untuk mendirikan biro perjalanan wisata yang selanjutnya bernama PT Al Amin Universal.
Seiring adanya perjalanan dan pelayanan yang memuaskan, maka pada tahun 1997, PT Al Amin Universal mendapat rekomenadi dari ASITA serta izin usaha dari Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Dan secara berturut-turut, PT yang baru berusia belia saat itu memperoleh rekomendasi dari Asosiasi Muslim Penyelengara Umroh dan Haji (AMPUH) pada tahun 1998. Pada tahun 1999 kemudian dipercaya dan ditunjuk oleh Depag sebagai penyelenggara Umroh dan Ongkon Naik Haji (ONH) Plus.
Umroh Plus merupakan kegiatan perjalanann ibadah umroh plus berwisata. Selain beribadah, mereka juga dapat mengunjungi tempat-tempat bersejarah Islam seperti Laut Mati, Gua Kahfi dan Musa Mountain di Amman, Jordania. Pilihan lain sepeti spinx, piramid, masjid al azhar, sungai nil di Cairo Mesir, Blue Mosque, Selat Boshporus, Istana Topkapi di Istanbul Turki dan masjidil Aqso, dome of the rock di Jerussalem.
Pada tahun 2008 ini PT Al Amin Universal mempunyai cita-cita besar. PT yang memiliki karyawan masing-masing sekitar 20 orang di Indonesia dan 20 orang di Timur Tengah ini tidak hanya ingin memberangkatkan jama’ah haji dan umroh asal Indonesia ke Timur Tengah (out bound) saja, tapi juga berkeinginan membawa wisatawan Timur Tengah untuk berkunjung ke Indonesia (in bound). Targetnya, 1000 wisatawan Timur Tengah harus berkunjung ke Indonesia melalui perusahaan travelnya. Tetapi sayang sekali, ketika kasus pencabutan izin operasional oleh Depag itu membuat cita-citanya tertunda dan tahun ini lebih memilih konsentrasi pada upaya pemulihan nama baik perusahaan.
Pangsa Pasar Ekonomi Atas
Fasilitas hotel berbintang lima adalah fasilitas utama para jama’ah haji dan umroh yang diberangkatkan oleh PT Al Amin Universal sejak tahun 2000. Hotel-hotel ini rata-rata berada tidak jauh dari tempat peribadatan sehingga para jama’ah dengan lebih mudah melaksanakan ibadah. Misalnya, Hilton Hotel di Makkah dan Oberoi Hotel di Madinah, masing-masing terletak di halaman Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Menurut Melani Suharli, tarif yang lebih mahal dari ONH biasa, tidak masalah, sebab pelanggannya memang membutuhkan fasilitas semacam ini. Mereka umumnya terdiri dari masyarakat ekonomi kelas atas, pejabat, pengusaha dan artis. Sejumlah nama-nama populer telah mempercayakan PT Al Amin Universal untuk mengurus keperluan keberangkatan mereka, seperti Panglima TNI Joko Suyanto, bahkan pada tahun 2000, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono yang saat itu masih menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan. Sederet artis seperti Berliana, Arya Rohali, Desi Ratnasari, Inneke Kusherawati, Primus Yustisio, dan Jihan Pahira juga pernah ikut dalam rombongan PT Al Amin universal.
Tidak ada strategi yang istimewa yang dilakukan Melani dalam mempromosikan usahanya. Ibu tiga anak berdarah Ambon ini lebih percaya pada penyebaran informasi dari mulut ke mulut. Ditambah lagi dengan dukungan website, mereka akan lebih mudah mendapakan informasi. Makanya, pihaknya hanya membuka cabang di Kalimantan dan Sulawesi saja. Tetapi, mereka yang dari Papua bahkan luar negeri seperti Amerika, Singapura dan Hongkong juga datang sendiri ke PT Al Amin. ”Ketika orang sudah merasa nyaman dengan pelayanan kami, maka secara otomatis mereka akan bercerita kepada rekan-rekannya dan datang sendiri ke mari. Sebab kami juga tetap berupaya untuk memberikan pelayanan yang memuaskan sejak keberangkatan hingga pemulangan mereka,” terangnya optimis.
Walhasil, ia bisa memberangkatkan tidak kurang dari seratus orang jama’ah haji setiap kali pemberangkatan. Itu pun karena keterbatasan quota yang diperoleh. Jika tidak, sekitar 400 orang jama’ah pun bisa diberangkatkan. Tapi lantaran keterbatasan quota itu, terpaksa mereka harus kecewa lantaran tidak dapat berangkat.
Meskipun tidak berlatar belakang pendidikan pariwisata, tetapi Melani yang hanya pintar menari dan suka traveling ini mampu mengembangkan perusahaannya dengan cepat. Meskipun dengan keterbatasan modal yang bersumber dari modal sendiri saat mendirikan PT Al Amin Universal, namun pada tahun 2004, ia mampu menetaskan sebuah anak perusahaan yang kini dipimpin oleh anaknya, Ali Muhammad Suharli. Perusahaan ini bernama PT Manasik Prima, sebuah perusahaan yang juga melayani umroh dan haji yang berlokasi tidak jauh dari kantor induknya. Bedanya, perusahaan ini memiliki segmen pasar yang lebih rendah. Ia hanya melayani jama’ah haji dengan fasilitas hotel bintang tiga. Sayangnya, Melani enggan membeberkan keuntungan dari usahanya itu. ”Ini rahasia perusahaan,” cetusnya sambil tersenyum. (Mukhlis Hasyim)
(OPINI INDONESIA/Edisi 96/Profil Usaha)
09 Mei 2008
Fasilitas Hotel Bintang Lima, Haji-nya Kaum Elite
Label: Berita dari Opini Indonesia







