10 Mei 2008

Pemberontak Menyerah, Timor Leste Segera Pulih

Penyerahan diri pimpinan pemberontak, Gastao Salsinha bersama 22 anak buahnya (29/4) menandai semakin terciptanya stabilitas keamanan di Timor Leste. Maka, Parlemen Timor Leste pun menyetujui pencabutan keadaan darurat pekan lalu. Pasukan asing yang membantu pasukan keamanan Timor Leste pun akan ditarik.

Sebelumnya, negara baru yang merdeka sejak tahun 2002 itu memberlakukan keadaan darurat atas gerakan sparatisme yang hampir saja menewaskan Presiden Jose Ramos Horta dalam sebuah serangan. Juga serangan terhadap Perdana Menteri Xanana Gusmao dalam serangan terpisah.

Gastao Salsinha adalah pemimpin pemberontak yang mengambil alih komando pemberontakan di Timor Leste setelah pemimpin mereka, Alfredo Reinado, tewas dalam serangan terhadap Presiden Jose Ramos Horta 11 Februari itu. Mereka menyerahkan diri dalam sebuah perundingan di sebuah rumah di distrik Ermera, 75 km dari ibukota Dili. Disaksikan oleh Ramos Horta, ketua parlemen Fernando de Araujo dan ketua misi PBB di Timor Leste Atul Khare, mereka juga menyerahkan senjata-senjata dan peralatan militer lainnya termasuk seragam dan granat-granat.

Desi Anwar Terlibat?

Presiden Timor Leste nampaknya begitu geram dengan upaya pembunuhan dirinya. Ia bahkan memperhatikan orang-orang yang terlibat membantu Alfredo Reinaldo dalam pembunuhan atas dirinya.

Yang mengejutkan, Ramos Horta juga menuding wartawati Metro TV, Desi Anwar turut membantu Alfredo Reinaldo, dalam insiden serangan terhadap dirinya itu. "Tuan Alfredo Reinaldo memiliki banyak kontak di Indonesia. Ia pergi ke negeri itu dengan dokumen palsu. Siapa yang memberikan dokumen palsu itu kepadanya di Atambua? Kami tahu siapa yang melakukannya," kata Horta.

Ternyata, yang disebut Horta adalah Desi Anwar. Setidaknya, Horta menyebut tiga kali nama Desi Anwar untuk memperkuat tuduhannya itu. "Pihak berwenang di Atambua memberikan dokumen palsu dengan bantuan wartawati Metro TV Desi Anwar," ujar Horta menegaskan.

Desi pun membantah keras tuduhan Horta yang mengatakan dirinya membantu Alfredo Reinado berkunjung ke Indonesia untuk wawancara pada 23 Mei 2007. "Ini sangat lucu dan tidak masuk akal. Sama sekali tidak benar. Mudah-mudahan berita ini bukan bagian dari April Mop," katanya kaget.

Mungkin perkiraan Desi itu benar. Perdana Menteri, Xanana Gusmao menyampaikan klarifikasi dan penyesalan atas tudingan Presiden Timor Leste Ramos Horta bahwa jurnalis, Desi Anwar, terlibat dalam aksi pembunuhan Ramos Horta itu. Demikian dikatakan Gusmao saat bertemu ketua DPR RI, Agung Laksono di Gedung Nusantara III DPR/MPR, Senayan, Jakarta, (29/4). "Itu merupakan sesuatu kekeliruan dan harap dimaklumi kondisi beliau sedang stres berat, karena hampir tewas dalam upaya pembunuhan," kata Agung. (ant)