19 Juni 2008

Negara Maju Juga Rasakan Dampak Kenaikan Harga BBM

Protes atas kanaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak hanya terjadi di Indoensia. Berbagai bentuk aksi unjuk rasa juga terjadi di sejumlah negara maju di Eropa seperti Spanyol, Prancis, Inggris, dan Italia. Sementara di Asia, pemerintah Indonesia dan Malaysia tak luput dari protes.

Yang paling dulu meneriakkan protes kenaikan bahan bakar minyak tentu saja dari negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dampak dari kenaikan BBM yang mengakibatkan kenaikan harga kebutuhan pokok begitu terasa. Namun sebagai akibat dari kenaikan harga minyak mentah dunia yang mencapai US$ 136 per barel ternyata dirasakan juga oleh sejumlah negara maju.

Hal ini terlihat dari bebagai unjuk rasa yang dilakukan di beberapa negara. Para nelayan di Spanyol melakukan aksi mogok sehingga diperkirakan akan mengancam produksi industri perikanan. Seorang pemimpin serikat di Barcelona mengatakan kegiatan penangkapan ikan di negara terbesar penghasil ikan di Eropa itu terhenti. "Semua kegiatan terhenti," kata Jose Caparros kepada kantor berita AFP.

Demikian halnya dengan para nelayan di Prancis. Mereka sudah beberapa minggu menggelar protes, dan mitra-mitra mereka di Portugal, Belgia dan Italia juga melakukan unjuk rasa serupa. Di Italia, setidaknya 5.000 nelayan diperkirakan akan melakukan pemogokan. Demikian keterangan Federcoopesca dari Serikat buruh utama di negara itu. Dan pemerintah Italia pun sudah menolak untuk memberi dana bantuan darurat.

Rakyat Inggris dan Belanda juga tak ketinggalan. Para supir truk barang mengadakan aksi protes serupa. Serikat-serikat pekerja mengatakan harga solar sangat tinggi, setelah naik 300% lebih dalam lima tahun belakangan. Sementara itu, harga grosiran ikan selama 20 tahun terakhir ini statis.

Sementara itu, demontrasi anti kenaikan BBM juga terjadi di negeri jiran Malaysia. Mereka menggelar unjuk rasa di depan masjid Djamiek, Kuala Lumpur, dan masjid Taman Dato` Harun, Petaling Jaya, Selangor. Meskipun itu adalah aksi yang tidak terlalu besar, namun unjuk rasa sporadis tersebut semacam ’pemanasan’ sebelum demontrasi besar-besaran di depan Twin Tower Petronas, 12 Juli 2008 mendatang. "Kami menolak kenaikan BBM. Kami minta ditarik keputusan itu," kata Mustafa Mansur, koordinator aksi di depan masjid Djamiek, Kuala Lumpur.

Demo dengan massa sekitar 20 orang di depan masjid Djamiek dikoordinir oleh Ikatan Kebajikan Rakyat (Ikrar) dan demo dengan massa sekitar 50 orang di depan masjid Taman Dato Harun diprakarsai oleh Angkatan Muda Keadilan (AMK), kaki tangan pemuda Partai Keadilan Rakyat (PKR). "Memang ini untuk warming up (pemanasan) sebelum demontrasi besar-besaran yang diprakarsai oleh oposisi pada 12 Juli 2008 di depan Twin Tower Petronas, Kuala Lumpur," kata Mustafa.

Para demonstran itu memanfaatkan jama’ah masjid untuk melawan kebijakan kerajaan Malaysia yang menaikan harga bensin sebesar 40,6 persen menjadi 2,7 Ringgit Malaysia (Rp.7.800) per liter dan solar naik sebesar 63,1 persen menjadi 2,58 RM (Rp7.500) per liter yang dimulai 5 Juni 2008 lalu.

Pemerintah Malaysia tak kuasa lagi bertahan atas kenaikan harga minyak mentah dunia itu. Pilihannya adalah menaikkan BBM. Setelah dilakukan rapat kabinet, Perdana Menteri Abdullah A Badawi mengumumkan kenaikan harga BBM di kantor perdana menteri Putrajaya (4/6) yang muali berlaku sehari berikutnya.

Atasi Gejolak

Berbagai cara pemerintah meredam protes atas kenaikan BBM. Sebagaimana halnya di Indonesia, beberapa negara yang terkena dampak atas kenaikan harga minyak mentah dunia memberikan konpensasi. Komisi Eropa telah menjanjikan bantuan langsung untuk merombak industri perikanan Eropa, namun komisi itu mengatakan subsidi untuk mengurangi kenaikan harga BBM akan ilegal. Misalnya, pemerintah Prancis menawarkan 100 juta ero dalam bentuk bantuan, yang mendorong sebagian nelayan kembali bekerja.

Kerajaan Malaysia juga memberikan subsidi kepada semua pemilik mobil dan motor telah membayar pajak kendaraan dan bukan milik perusahaan. Subsidi diberikan dikaitkan dengan pembayaran pajak jalan (road tax), mungkin sama dengan BLT (bantuan tunai langsung) di Indonesia.

Bagi pemilik mobil dengan mesin hingga 2000cc, atau truk dan pick up dengan mesin hingga 2500cc, akan menerima uang tunai masing-masing 625 RM (Rp.1,8 juta) per mobil per tahun. Sementara bagi pemilik motor dengan mesin hingga 250cc akan menerima subsidi sebesar 150 RM per motor per tahun.

Sedangkan bagi pemilik mobil dengan mesin di atas 2000cc akan menerima pengurangan pajak kendaraan sebesar 200 ringgit dan pemilik motor di atas 250cc akan menerima pengurangan pajak kendaraan sebesar 50 ringgit.

Nelayan dan pemilik kapal ikan juga masih menerima harga solar khusus. Harga solar untuk nelayan dan pemilik kapal ikan naik menjadi 1,43 ringgit liter dari 1,2 ringgit per liter. Kerajaan Malaysia juga memberikan 200 ringgit per bulan bagi pemilik kapal dan pekerja kapal ikan yang terdaftar di Dinas Perikanan. Sebelum kenaikan harga BBM, Malaysia juga tetap memberikan subsidi BBM kepada angkutan untuk kepentingan umum seperti kendaraan angkutan sampah dengan menggunakan ’smart card’ tertulis nama, nomor mobil dan nomor kartu yang bisa membeli minyak lebih murah dari harga resmi tapi di stasiun BBM yang sudah ditetapkan.

Pemerintah Malaysia juga akan terus menyesuaikan harga BBM dengan dengan harga minyak di pasaran dunia. ”Kalo harga naik maka akan kami naikan, jika harga minyak turun maka akan kami turunkan. Oleh karena itu, Malaysia akan menyesuaikan harga BBM setiap bulan sekali," kata Abdullah Badawi.

Tapi sebagian besar oposisi dan pengamat berpendapat, bahwa penyesuain harga BBM setiap bulan merupakan strategi kerajaan untuk mengantisipasi kemarahan rakyat. (ant) ■Muchlis Hasyim

(OPINI Indonesia/Edisi 104/Internasional)