14 Juli 2008

Amerika Dibalik Ancaman Israel Terhadap Iran

Amerika Serikat tak kehabisan cara dalam menekan Republik Islam Iran untuk menghentikan pengembangan reaktor nuklir. AS melibatkan Israel dalam konflik nuklir Iran. Akankah terjadi perang saudara sesama negara kawasan?

Israel benar-benar lahir sebagai negara ’kaki tangan’ Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Di saat Amerika Serikat tak mampu menekan Republik Islam Iran untuk menghentikan pengembangan reaktor nuklirnya, maka AS menggunakan Israel sebagai penekan dari dalam kawasan.

Israel mengancam akan menghancurkan fasilitas nuklir Iran. Iran kembali ’disakiti’ Isreal setelah instalasi nuklirnya diserang Israel pada tahun 1981. Ancaman kali ini benar-benar menunjukkan hubungan Iran-Israel yang semakin memburuk. Alasannya sama dengan AS, Iran memiliki agenda tersembunyi yaitu mengembangkan nuklir untuk tujuan militer, bukan untuk kepentingan pembangkit listrik sebagaimana argumentasi Iran.

Sisi lainnya adalah, ancaman itu dinilai sebagai kepentingan politik pribadi, Wakil PM Shaul Mofaz. Kalangan pejabat keamanan dan para pengamat Israel cenderung memandang ancaman itu hanya sebagai rekayasa untuk kepentingan politik pribadi Mofaz. Ia sengaja memanipulasi isu nuklir Iran untuk mendapatkan popularitas dalam persaingan merebut pengaruh dengan PM Ehud Olmert di lingkungan Partai Kadima.

Perseteruan Iran-Israel sesungguhnya konflik beruntun. Selain sebagai sekutu AS, sikap keras Isarel terhadap Iran juga sebagai akibat dari sikap Iran yang cenderung berpihak terhadap Palestina. Iran menentang keras Israel yang menduduki wilayah Palestina, dan yang menghalang-halangi upaya bangsa Palestina mendirikan negara merdeka di tanah airnya sendiri.

Sebagaimana diketahui, Isarel masih terus terlibat konflik dengan kelompok Hamas di Palestina, dalam perebutan wilayah. Sementara Iran sejak awal menegaskan bahwa keberadaan Israel di Palestina adalah Illegal. ”Mari kita melihat kembali peta dunia sebelum tahun 1947, Tidak pernah ada negara bernama Israel,” kata Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam setiap kesempatan ketika menanggapi konflik Israel-Palestina.

Tak tinggal Diam

Republik Islam Iran memang tetap kuat memegang komitmen. Negari kaum mullah ini tak pernah gentar dengan tekanan dari negara manapun, termasuk negara super power, Amerika Serikat.

Sikap yang sama juga ditunjukkan kepada Isreal yang mencoba terlibat dalam masalah nuklir yang kontroversial itu. Iran tak tinggal diam. Jangankan dengan negara sekelas Isreal, Iran juga tak ragu menyatakan perang dengan negara adikuasa, Amerika Serikat. "Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengancam kami" kata jurubicara Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Ali Hosseini.

Tak ketinggalan, Menteri Pertahanan Iran Mostafa Mohammad Najjar juga memperingatkan Israel bahwa Iran akan memberikan tanggapan yang ’sangat menyakitkan’ jika negara Yahudi itu melancarkan serangan militer terhadap Iran. "Angkatan bersenjata kita berada dalam siaga tinggi dan jika siapa pun ingin melakukan pekerjaan bodoh seperti itu tanggapannya sangat menyakitkan" ucapnya.

Iran juga tak segan mengkritik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dinilainya tidak tegas menanggapi ancaman Israel itu. Menyusul pernyataan Israel untuk menyerang Iran, wakil tetap Republik Islam Iran untuk PBB, Mohammad Khazaee, melayangkan surat kepada Sekjen PBB, Ban Ki-moon, dan Dewan Keamanan PBB. Surat itu berisi tuntutan untuk mengecam Israel. Khazaee menjelaskan, pernyataan ancaman serangan oleh Rezim Zionis Israel terhadap sebuah negara independen dan anggota PBB merupakan bukti nyata pelanggaran terhadap ketentuan internasional bahkan bertentangan dengan asas piagam PBB.

Oleh sebab itu, pernyataan Israel itu harus ditanggapi secara tegas oleh Dewan Keamanan PBB. Iran menyatakan, DK PBB seharusnya segera menghentikan dan melarang ancaman-ancaman penggunaan kekuatan militer yang ditujukan pada anggota PBB termasuk Iran. Namun kenyataannya DK PBB tidak melakukan tindakan apapun terkait dengan kebijakan dan perilaku jahat Israel. DK PBB, menurut Iran malah membuat Israel makin berani untuk terus melakukan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip yang tercantum dalam piagam PBB.

Iran dalam suratnya juga menuding sejumlah negara-negara Barat khususnya Amerika berusaha mengalihkan perhatian dunia dari tindakan-tindakan kejam Israel. Barat sengaja bersama-sama mengecam pernyataan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad tentang Israel. Meskipun, menurut Iran, upaya Barat dan Israel itu gagal.(Musim)

(OPINI Indonesia/Edisi 107/Internasional)