14 Juli 2008

Menunggu Proyek 10.000 MW, Atasi Krisis Listrik

Indonesia mengalami krisis listrik. Terjadi keidakseimbangan antara tingkat konsumsi dengan daya yang tersedia. Hanya proyek 10.000 MW yang bisa mengatasi krisis ini

Listrik benar-benar menjadi masalah bagi Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Di beberapa daerah sering terjadi pemadaman. Untuk mengatasi krisis, pemerintah masih menunggu selesainya pembangunan proyek percepatan pembangkit listrik berbahan baku batu bara atau yang sering disebut proyek 10.000 MW.

Krisis listrik terjadi akibat tidak seimbangnya antara konsumsi listrik dengan ketersediaan daya listrik. Meningkatnya konsumsi listrik lebih cepat dari perkiraan penyelesaian pembangunan proyek percepatan pembangkit listrik berbahan baku batu bara.

Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, masyarakat terlalu boros menggunakan daya listrik. Pihaknya membantah membantah terjadinya krisis karena pasokan listrik yang diproduksi oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berkurang. ”Permintaan terlalu tinggi, padahal penambahan pembangkit atas proyek pembangkit listrik 10.000 MW, baru bisa berfungsi tahun 2010,” kata Kalla di Jakarta.

Jadi, selama menunggu tahun itu, masyarakat harus siap mengalami tiga konsekwensi agar negara bisa memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Ketiga hal itu adalah mengurangi subsidi, mengurangi kenyamanan, dan menghindari pemadaman listrik yang bisa merugikan industri.

Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sri Mulyani menyebutkan, krisis listrik terjadi akibat timpangnya tata niaga batu bara yang mengakibatkan PT PLN tidak memperoleh pasokan batu bara yang cukup. ”Namun persoalan pasokan batu bara yang dihadapi PLN bukan karena masalah domestic market obligation atau kewajiban bagi kontraktor tambang untuk menyediakan sebagian produk tambang bagi kepentingan pemerintah, melainkan lebih pada kesepakatan mengenai harga pembelian batu bara dan masalah pasokan yang hanya dilakukan oleh beberapa perusahaan," kata Menteri perempuan yang juga sebagai Menteri Keuangan itu, (1/7).

Batubara adalah salah satu bahan pembangkit listrik. Dan, PLN adalah konsumen terbesar batu bara di dalam negeri, yaitu 30 juta ton dari 70 juta konsumsi batu bara di dalam negeri. Porsi tenaga listrik yang dibangkitkan dengan batu bara diperkirakan meningkat dari 39,94% pada tahun 2008 menjadi 49% pada tahun 2009.

Sementara itu, dalam mengatasi krisis ini, perlu penghematan pemakaian listrik baik oleh masyarakat maupun industri. Untuk itu, pemerintah akan mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB). SKB ini akan dibuat oleh beberapa departemen yang terkait, tergantung pada subyek yang diatur. SKB ini diharapkan mampu mengontrol proses penghematan listrik.

Berbeda dengan versi pemerintah, Wakil Direktur Utama PT PLN Rudiantara justeru berharap agar pemerintah menambah subsidi. Rudiantara mengatakan bahwa depisit akan terus terjadi jika tidak mengambil tindakan terhadap kapasitas dan biaya energi yang jauh di atas perkiraan. Dalam kondisi kapasitas pembangkit yang terbatas, menambah jumlah pelanggan bukannya menambah penerimaan PLN, tetapi justru menambah biaya pengeluaran bahan bakar. ”PLN bukannya cengeng dengan minta-minta subsidi, tapi kalau subsidi tidak ditambah, bagaimana dengan cash flow perusahaan, dan kebijakan energi pemerintah?” katanya.