14 Juli 2008

Partai Islam Gagal Merawat Basis

Di negara-negara tertentu, agama menjadi alat kampanye yang paling ampuh dalam meraih suara. Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim, partai politik di Indonesia menjadikan Islam sebagai domain penting dalam memperoleh suara. Selain Islam dijadikan spirit dan misi perjuangan, juga Islam hanya sekedar dijadikan jargon untuk menarik simpati pemilih.

Maraknya partai politik berbasis agama membuat masyarakat sulit membedakan partai politik yang benar-benar perduli kepada mereka. Akibatnya, antara partai berbasis agama dengan dengan partai-partai lain nyaris tak ada bedanya. Oleh karena itulah, partai Islam pun dikatakan gagal dalam merawat basis pemilih.

Ketua DPP Partai Bintang Reformasi (PBR) Yusuf Lakaseng, misalnya, dengan tegas menyatakan bahwa simbol-simbol agama yang digunakan partai politik telah gagal meraih dukungan rakyat. "Ke depan ideologi Parpol berbasis massa Islam harus mampu diejawantahkan sehingga bisa dipahami dan diterima oleh rakyat," kata mantan aktifis gerakan mahasiswa ini dalam dialog publik bertajuk ’Parpol Islam dan Tantangan Pemilu 2009’ di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, (2/7)

Hadir dalam diskusi tersebut di antaranya, Wakil Sekjen DPP PKS Iman, Wakil Sekjen DPP PPP M Romli, dan Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra. Tampak pula Dubes Belanda Nikolaus van Dam, seorang ahli Timur Tengah dan perkembangan sejarah Islam sebagai pembicara.